
Karena memiliki talenta dan loyalitas tinggi maka Ranmaru dipercaya untuk menjaga sebuah pos penting di Omi dengan bekal 500 koku.
Setelah kematian Takeda Katsuyori, Ranmaru diberikan hadiah sebesar
500.000 koku di istana Iwamura. Keberanian dan kesetiaan Ranmaru terus
dikenang sampai sekarang, terutama semasa periode Edo atas keputusannya
melakukan seppuku untuk mengikuti tuannya. Hubungan antara Oda dan Mori yang sangat erat diabadikan dengan tradisi shudo. Dalam naskah sejarah nanshoku
yang ditulis selama periode Edo, dikabarkan bahwa Oda Nobunaga dan
Ranmaru Mori memiliki hubungan "spesial" yang dilumrahkan pada masa
tersebut.
The Life of Ranmaru Mori


Ranmaru terlahir dengan nama Nagasada
Mori, anak ke-tiga dari Yoshinari Mori selaku seorang hakim di daerah
Gifu, yang ditempatkan di istana Kanayama (propinsi Mino). Kakak
tertuanya yakni Yoshitaka Mori tewas dalam pertempuran membela Oda
Nobunaga, sementara kakak keduanya yakni Nagayoshi berhasil selamat dan
menerima penghargaan sebesar 200.000 koku. Nagayoshi lalu mendampingi
Hideyoshi Toyotomi, salah satu jendral kepercayaan Nobunaga, dalam
pertempuran Nagakute tapi sayang dalam pertempuran itu ia kehilangan
nyawanya. Oda Nobunaga pertama kali bertemu Ranmaru ketika bocah
tersebut dibawa ayahnya yang baru bergabung dengan klan Oda pada tahun
1555. Saat itu Ranmaru belum genap berumur 6 tahun. Pada pertemuan
pertama Nobunaga langsung jauh hati padanya; bukan hanya karena
penampilan Ranmaru, melainkan dari talenta yang dimiliki bocah itu.
Ranmaru diangkat menjadi pelayan Nobunaga di usia muda dan jadi
satu-satunya asisten yang bisa melayani Nobunaga dengan baik.


Ranmaru sangat pandai, cepat dan efisien dalam bekerja. Ia piawai mengatur jadwal Nobunaga yang sangat padat serta menjaga mood
tuannya tetap baik. Jika Nobunaga kehilangan kesabaran dan marah, konon
orang yang dapat dijadikan perlindungan adalah Hideyoshi Toyotomi dan
Ranmaru Mori. Posisi Ranmaru sangat penting dalam klan Oda karena tidak
ada orang yang dapat melayani maupun menjalankan perinta Nobunaga
secepat Ranmaru. Selain itu ia juga memiliki skill yang baik dalam
bermain pedang, menggunakan panah serta menunggang kuda. Biasanya
seorang bocah pelayan dibolehkan menjadi prajurit setelah berusia 15-18
tahun. Tapi Nobunaga yang telah mencium kepiawaian Ranmaru dalam
pertemuan pertama, langsung melatih anak tersebut sejak dini untuk
menguasai ilmu bela diri serta strategi perang. Setelah kematian
Yoshinari, kedua adik Ranmaru yakni Nagataka dan Nagauji Mori hidup
bersama dengannya sekaligus bekerja untuk Nobunaga.
Ranmaru memiliki hubungan yang sangat
baik dengan Toyotomi meskipun sang jendral berasal dari kelas masyarakat
yang lebih rendah. Meski tidak berasal dari keluarga bangsawan tapi
Ranmaru memperlakukan Toyotomi lebih baik daripada jendral-jendral lain
yang berasal dari kelas yang sama dengan Ranmaru. Sementara Mitsuhide
Akechi, yang akhirnya mengkhianati Nobunaga, adalah rekan kerja yang
paling dibenci oleh Ranmaru.
Ranmaru and Mitsuhide

Mitsuhide Akechi berasal dari keluarga
samurai terpandang dan mengenyam pendidikan lebih tinggi dibanding para
jendral Nobunaga, dimana sebagian besar ilmunya dipelajari secara
otodidak. Cikal-bakal kebencian Mitsuhide terhadap Ranmaru dan Nobunaga
terjadi ketika Nobunaga berniat membangun istana Azuchi. Ranmaru turun
tangan dalam urusan desain dan ia mengusulkan untuk membangun donjon
(turret) bertingkat 5. Ketika diminta untuk menunjukkan desainnya,
Ranmaru dengan enteng menjawab tidak perlu karena selama ini desain
tersebut berada di tangan Mitsuhide. Meski Nobunaga telah melihat desain
buatan Mitsuhide tapi ia tetap menyerahkan proyek pembuatan Azushi pada
Ranmaru. Rasa sakit hati terhadap Nobunaga yang dianggap pilih kasih
terus diingat oleh Mitsuhide selama hidupnya. Sebenarnya Toyotomi dan
Ranmaru pernah mengingatkan Nobunaga untuk waspada pada Mitsuhide, namun
tidak ditanggapi serius. Tapi rasa sakit hati yang dipendam begitu lama
membuat Mitsuhide nekat untuk melawan Nobunaga.
Incident at Honnou-ji Temple

Dini hari tanggal 21 Juni 1582, ketika
Honnou-ji Temple baru saja dibuka, tiba-tiba pasukan Mitsuhide
melancarkan serangan dari berbagai arah. Oda Nobunaga hanya bertarung
mempertahankan diri dengan panah, sementara Ranmaru terus berada di
sisinya dan mengumpulkan panah-panah yang meleset dan masih utuh. Sebuah
panah akhirnya menancap di lengan Nobunaga sehingga memaksanya
bersembunyi di ruangan paling dalam. Malam itu Nobunaga tidur sambil
menggenggam sebuah pedang sementara Ranmaru bertarung mati-matian
meskipun terluka parah. Esoknya Nobunaga melakukan seppuku, cara
kematian yang dianggap terhormat oleh para samurai. Sebelum tewas,
Nobunaga berpesan pada Ranmaru untuk membakar ruangan tempatnya berada
agar tidak ada satupun prajurit Akechi yang bisa mendapatkan kepalanya.
Tidak lama setelah tuannya meninggal, Ranmaru ikut melakukan seppuku.
Trivia
- Berbeda dengan catatan sejarah, dalam game Samurai Warriors pertama, Ranmaru Mori berteman baik dengan Akechi Mitsuhide.
- Dalam seri game Sengoku Basara, ia digambarkan sebagai seorang bocah yang ahli memakai panah dan selalu berusaha diakui oleh Oda Nobunaga.
- Peperangan yang terjadi di Honnou-ji Temple dihadirkan sebagai seting awal dalam game Onimusha 3: Demon Siege.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar